basi!
- ..
Sembilan lima belas, waktu Indonesia bagian barat.
Malam tadi aku banyak bermimpi
Bermimpi tentang mimpi yang dimimpikan oleh seorang pemimpi
kelas teri; aku
Sekilas telingaku berdengung karena tanya demi tanya yang
masih belum terjawab sampai kini, detik ini
Mencoba membobol gendang telinga, menggedor berkali-kali dan
tanpa henti
Menuntut seseorang atau sesuatu dari hati untuk segera
menjawab dan menyahuti
Meski aku sendiri tak tahu pasti, kapan semua mimpi bisa jadi
nyata,
senyata rasa nyeri yang kadang masih menggegerogoti kepala yang sebundar
ini
Apa yang dilakukan seseorang di belakang layar?
Banyak.
Menenggak kafein bersama sebatang nikotin
Atau kafein yang dikawini oleh dopamine,
Hanya bila ingin segera bertemu pendahulunya di sana: surga atau
neraka
Kontemplasi malam tadi berbuah sesuatu, tampaknya
Menyanjung-pujikan keikhlasan hati dalam berbuat dan
melakukan
Tanpa iming-iming ini atau itu
Namun ketika kita menjejak kaki di ambang batas, masihkah
kita menjadi “manusia”?
Hati ingin memberi, tetapi dunia menolak.
Kaki ingin melangkah, tetapi jalanan telah memagari dirinya
dengan kawat-kawat berduri
Tangan ingin menolong, tetapi manusia telah lebih dulu
membiarkan dirinya tenggelam dalam keotomatisan dunia yang katanya serba instan
ini
Telinga ingin mendengar, tetapi ternyata mulut-mulut yang
terkatup telah terlalu lelah berbicara lewat urat-urat halus berwarna warni
Hanya menyisakan kesenyapan yang memuakkan
Menihilkan siluet diri
Bahkan bayangan pun tak lagi diakui
Dan pengakuan untuk sebuah eksistensi hanyalah tingaal
segenggam basa basi
Yang memang benar-benar basi.
Basi!