Tentang Ibu, Memang Tak Pernah Ada Habisnya!
- ..
Ini memang bukan hari Ibu, tapi saat ini aku sedang
memikirkan ibuku.
Manusia berubah, tapi tidak dengan ibuku…
Kira-kira alasannya apa ya?
Mungkin ini karena 9 bulan lamanya aku ‘menumpang’ di rahim
ibu, makanya apa yg dirasakan ibu, aku ikut juga merasakannya. Apa yg dimakan
ibu, aku juga turut mencicipinya.
Waktu berganti, ibu sungguh-sungguh merawat dan membesarkan aku
dengan segala kurang lebihnya,
Kepadaku, selalu nilai-nilai baik yang ia tanamkan, berharap
bibit-bibit kebaikan itu kemudian hari akan berbuah kebaikan pula.
Ibu hari ini menggugah kesadaranku…
Saat dunia tak mau menerimamu dengan tangan terbuka, tangan
ibu yang berkerut dan renta itu selalu terkembang untuk memelukku kembali
pulang
Saat teman tak lagi mau mendengarkan dengan telinga yang
setia, telinga ibu yang sudah sepuh mendengar selaksa cerita dunia itu selalu
setia tersendeng untuk mendengar tangis-tawaku.
Saat manusia menyematkan label-label dan mejatuhkan
penghakiman-penghakiman terhadapku, atas baik dan burukku, ibu selalu menerima
tanpa prasangka, tanpa penghakiman apa-apa.
Saat aku gagal dalam satu-dua usahaku, mereka mencibir dan
memandang rendah padaku, tetapi ibu akan selalu menabahkan hati dengan berkata “Tak
apa, yang penting kau sudah berusaha, lain kali kita coba yang lebih baik ya.”
*Semoga lekas sembuh, Mak.
-Harapan yang tersurat di antara aroma kopi dan aroma tanah
debu yang baru diguyur hujan malam ini-