Apa yang aku takutkan selama ini memang sudah kejadian
bodohnya lagi, kenapa aku tetap merasa sakit jika memang itu sudah kuperkirakan
Kenapa?
Mungkin karena rasa sakit itu munculnya hanya sesaat setelah rasa cinta

Balutan rasa yang selama ini manis adanya kian terbuka
menganga dan mulai menyeruakkan aroma
aroma yang memaksa aku dan kamu memilih untuk mengambil keputusan
meski berat, tapi katamu kita harus mencoba perjuangkan

Dalam segala perbedaan, kau selalu kuindahkan
dalam segala kekurangan, kau selalu kulebihkan
Dalam segala kerinduan, namamu selalu kudengungkan
dalam segala kesalahan, kau dan aku selalu saling mengingatkan

Tadi malam, mungkin adalah puncak dari segala puncak rasa
ibarat musim penghujan, Desember memang puncak curah hujan tertinggi, katanya
Barangkali juga demikian tentang kita, penghujung bulan di tahun penghujung ini
kita mulai saling melukai, menyakiti, dan akhirnya membuncahlah segala rasa
dalam segala rupa; gestur, tutur kata, aksara, dan bahasa

Kamu dan aku memang berbeda, kataku
yang menjadikan kita bersatu pada dasarnya hanyalah rasa cinta,
Hanya itu modal kita, kataku
Tapi tampaknya tak pantas lagi kini aku menggerutu tentang persamaan dan perbedaan

Keadaan ini salah
tapi kita tak punya kesempatan untuk memperjelas situasi dalam tatap muka
mata ke mata, hati ke hati
Pertemuan, tahun ini adalah sebuah kenisbian

Itu sebabnya, barangkali?
Aku perlahan-lahan di sini, dalam jarak ribuan kilo ini,
terpuruk dan terjajah oleh sepi
Kesunyian bukan apa-apa bagi hatiku, tapi ini beda lagi.
Ini adalah kesepian. Yang teramat sangat. Kesepian.

Apakah itu yang membuatku-katamu-semakin berubah
menjadi terlalu menjadi-jadi
menjadi bukan diriku lagi
lalu, jika begitu, siapa aku ini?

Semalaman aku menginterogasi diriku sendiri
bertanya-jawab tanpa lelah
sampai akhirnya aku menarik sebuh simpulan:
"Ya, akulah Ra. Perempuan yang sulit dimengerti itu."

Tentangku,
Jika aku sudah menemukan banyak di dalam yang sedikit itu,
maka aku tak akan meminta lebih.

Tentangku,
Sedikit saja yang mau mengertiku apa adanya,
dan di antara yang sedikit itu hanya akan ada lebih sedikit lagi yang mau menerimaku,
apa adanya.

Kekasih, di bagian mana gerangan kau berada?
Di antara yang sedikit saja, atau di antara yang lebih sedikit lagi itu?





Selamat pagi, dunia.
Berteman baiklah denganku hari ini.
21.12.2013