Pic source: http://distilleryimage10.s3.amazonaws.com
Lampu taman, Lampu jalan
Lampu-lampu taman
Lampu-lampu jalan
Menyala ketika senja tiba
Menyala ketika malam mulai menyapa

Lampu jalan, lampu taman
Menjadi saksi-saksi dalam kebisuan
Tentang hari ini, tentang segala macam kisah kehidupan



Tentang pedagang rokok yang menjajakkan rokok batangan dengan harga ketengan
Berharap orang-orang mampir untuk menyulut api padasebatang-dua batang tembakau lintingan
Untuk sekedar menyisipkan pilu di tiap bakaran
Untuk sekedar menuangkan luka di tiap embusan
Untuk sekedar menumbuhkan perasaan nyaman
Untuk menjadi lega karena asap yang mengepul dalam rongga dada
Menyesakkan, namun entah mengapa tetap menyenangkan
Katanya...

Tentang pedagang asongan yang menawarkan aneka jajanan
Yang mulai menyiapkan keranjang berpenutup kain sebagaiwadah penyimpan
Barang dagangan yang hari ini tak juga kunjung terjual,karena langit berawan atau hujan atau macam-macam alasan
Menumpuk rapi bungkus-bungkus plastik bening dan berwarnamenarik dalam kemasan
Dengan rona yang kusam dan masam karena hanya mengantongirupiah senilai lima atau sepuluh-ribuan

Tentang wajah-wajah lelah orang kantoran
Yang kusut masai karena hari ini dikejar oleh deadline pekerjaan
Yang harinya semakin dikacaukan oleh kemarahan dan kemurkaanpejabat dan atasan
Menyudutkan, memojokkan jongos-jongosnya karena berbagaimacam kesalahan

Tentang langkah lunglai anak-anak sekolahan
Yang siang tadi masih sanggup dan bertenaga untuk berlarian
Lalu ketika senja datang menyapa mulai menyurutkan nyalasemangat mudanya
Karena sejuta tanya yang tiada pernah terjawab lebih dinitentang hari esok atau lusa
Atau karena padatnya jadwal ujian dan tugas-tugas harian
atau  mungkin karena cerita cinta masa muda yang katanya masih berupa roman picisan
Atau malah keduanya...

Tentang tangan-tangan hangat yang erat bergandengan
Sebagai satu atau dua pasangan yang melintas dan duduk dibangku taman
Berbicara tentang harapan dan bualan tentang masa depan
Di bola mata mereka terpancar bara api cinta yang sepertitak pernah terpadamkan
Sedang di sudut lain taman membuncahlah sebuah kemarahan
Terlontarkan ke udara lewat nyaringnya suara tangisanpenyesalan
Mencaci, menggerutu, cemberut, menghanyut dalam kemuraman
Karena sudah habislah segala cerita masa kini dan masa depanyang katanya akan melukiskan kebahagiaan
Berakhirlah di malam ini, di antara derit gerobak usang pemulungdan bunyi riuh jangkrik bersimfoni di udara
Ya, ternyata tak lagi ada cinta di sana
Katanya

Tentang kupu-kupu malam yang bersandar di tembok-tembok kota yang dingin
Tersapu oleh angin malam yang menusuk sampai ke persendian
Berharap satu atau dua pengendara singgah untuk sekedar bertegur-sapa atau bahkan meminta kenyamanan yang siap segera akan disajikan
Dalam balutan aroma dan geliat yang tak bisa dilukiskan
Karena kata-kata terlalu sederhana untuk mewakili rasa nyaman yang meluap-luap di setiap regukan kenikmatan

Tentang laron-laron yang sejenak kegirangan
Tak mau kalah dengan mereka-mereka yang larut dalam geliat malam
Menyambut datangnya temaram lampu-lampu jalan danlampu-lampu taman
Lincah beterbangan dan berhamburan karena binar lampu-lampu dinikmatinya dalam kekaguman
Untuk kemudian patahlah sayapnya dan kembali mendaratkandiri ke bumi
Menunggu datangnya petugas kebersihan yang mengayunkan sapulidinyakian kemari
Membersihkan puing-puing sayap dan tubuh laron ke dalampengki
Hingga sempurnalah warna dan wajah bersih kota di pagi hari

Lampu padam

Terang matahari datang menggantikan

Lampu padam

Deru dan gebu kota mulai meneriakkan segala kegalauan dankeriuhan
Bisingnya knalpot kendaraan, bus dan angkutan yang saling berkejaran
Kota dan manusia dalam denyut yang saling beriringan
Berbaur dan bercampur, menjadi satu sisi lain kehidupan

Ya, karena siang dan malam selalu datang bergantian

Demikianlah
Lampu-lampu taman padam.
Lampu-lampu jalan padam.
Nyala merah matahari datang menggantikan
Hari ini, kira-kira apa lagi gerangan…


*Singgahlah catatan ini dalam kepala ketika berjalanmenyusuri trotoar kampus menuju kosan. Diiringi alunanlembut “Streetlights”nya Josh Rouse yang mendayu dan merayu. Manis dan inspiratif. Memaksa sisi melankolis untuk keluar dan meretas menjadi sebuah catatan singkat. :)

Rabu berawan.
Tahun 2014,bulan pertama, hari kedelapan.
-Ra-