Penerjemah Sepi

Menyaksikan satu per satu kenangan itu menguap di udara
Mungkin tak kasat mata, tapi setidaknya akan terdengar di telinga
atau terasa di indera peraba...
Mendadak aku sadar, di sana tak lagi ada suara...
Aku menjadi sendiri, lagi...


Dengan sepi...
berteman dengan sepi, bagiku sudah biasa
tapi kini semua tak lagi menjadi biasa, ketika kau menawarkan selaksa rasa
kini semua tak lagi menjadi biasa, ketika kau memperjualbelikan kelakar yang sialnya kuanggap istimewa
….
Aku menjadi pengamat rinduku sendiri
Berangkat bersama pagi, tenggelam bersama malam
Menunggu datangnya pagi untuk meluluhlantakkan sepi
Entah kenapa rasanya akhir-akhir ini sepi semakin menjadi-jadi
Aku tak lagi bisa mengerti, mengapa ia sepertinya betah berlama-lama bermain di sini,
Di hati
....
Aku menjadi korban perasaanku sendiri
Membunuh waktu dalam hening tak menentu
Dan sepintas kenangan dari masa lalu datang mengganggu
Mencoba mengacaukan lagi pikiran si dungu
Yang entah kenapa selalu dengan bodohnya termangu karena lagu lama yang mendayu
Seolah terus merasa terbujuk rayu
Dan dengan tenangnya bersembunyi dibalik sepi itu
Sampai dia sadari bahwa kini hanya dia yang tersisa, dia yang tak lagi bisa mengurai makna
….
Sepi yang dulunya bersahabat denganku
Kini ia berbalik menusukku
Dan mengambil peran seperti seorang musuh yang siap bergerilya

Aku tahu betul bahwa…

Aku sama sekali tak punya kompas untuk mengajakku
Merujuk navigasi yang membawaku pada destinasi
Aku sama sekali tak punya kitab untuk membantu
Merujuk tanda-tanda bahasa yang membawaku pada makna
Aku sama sekali tak punya itu semua…

Dan kini, di sini, dalam keheningan yang terasa seperti rangkuman segenap tanya
Kembali aku menjadi
Penerjemah sepiku sendiri


Jt.nangor
Wed-070312